Selasa, 14 Desember 2010

lini tengah menakut kan

Lini Tengah Indonesia Menakutkan"

Selasa, 14 Desember 2010 - 16:01 wib
text TEXT SIZE :  
Share
Achmad Firdaus - Okezone
Foto: Oktovianus Maniani (depan), M.Ridwan (belakang) dan Irfan Bachdim saat merayakan kemenangan Indonesia atas Laos/Heru Haryono (okezone)
MANILA - Timnas Filipina mendapat bocoran terkait kekuatan utama timnas Indonesia jelang bentrok kedua tim di babak semifinal AFF Suzuki Cup 2010, 16 dan 19 Desember nanti. Poros kekuatan Tim Garuda disinyalir ada pada lini tengah.

Sepanjang babak kualifikasi, poros kekuatan Indonesia memang sulit ditebak. Ini dibuktikan dengan tampilnya tujuh pemain Indonesia yang mampu mencetak gol. Mereka adalah trio striker; Crisitian Gonzales (1 gol), Irfan Bachdim dan Bambang Pamungkas (2 gol), serta empat gelandang yakni kapten tim Fiman Utina, Arif Suyono, Muhammad Ridwan (2 gol), dan winger lincah Oktovianus Maniani dengan torehan satu gol.

Menyikapi peta kekuatan Indonesia, Johnny Romualdez yang sejak partai penyisihan menjadi ‘mata-mata’ The Azkals dengan status sebagai supervisor AFF, mulai menemukan poros utama kekuatan Indonesia. Romualdez, yang sebelumnya sempat menjabat sebagai presiden Federasi Sepakbola Filipina (PFF) memberikan bocoran kepada skuad besutan Simon McMenemy.

“Mereka (Indonesia) memiliki pemain sayap yang sangat cepat, baik di sisi kanan maupun kiri,” tutur Romualdez mengamati performa eksplosif Okto di sayap kiri dan Ridwan di kanan serta Arif Suyono yang berstatus super sub.

“Pemain gelandang mereka juga bertipe pekerja keras, dan mampu melakukan tekel dengan baik. Mereka tak pernah memberikan lawan memainkan bola dan melakukan tekanan ke depan,” lanjutnya dikutip abs-cbnnews, Selasa (14/12/2010).

Sepanjang sejarah pertemuan kedua tim, Filipina memang harus berhati-hati saat meladeni Indonesia. Sebab catatan statistik jauh memihak kepada skuad besutan Alfred Riedl. Dari 17 kali bersua, Indonesia sukses memetik kemenangan sebanyak 16 kali. Hebatnya lagi, Indonesia sukses melesakkan 78 gol dan hanya kemasukan tujuh gol. (acf)

garuda

Tetap Membumi, Garuda!

Selasa, 14 Desember 2010 - 07:16 wib
text TEXT SIZE :  
Share
Arpan Rachman - Okezone
Foto: Rahmad Darmawan/Arpan Rachman (okezone)
PALEMBANG – Perjuangan keras Timnas Indonesia maju ke semifinal AFF Suzuki Cup 2010 mendapat dukungan publik yang luar biasa. Perhatian khusus buat penampilan Bambang Pamungkas dkk juga diberikan pelatih klub papan atas Indonesia, Rahmad Darmawan.

“Indonesia sekarang bermain lebih cepat dengan organisasi permainan yang solid,” kata peracik taktik yang akrab dipanggil RD kepada okezone di Palembang, Senin (13/12/2010).

RD menilai leg pertama semifinal Indonesia versus Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (16/12/2010), akan dimenangkan Indonesia. Alasannya, timnas lebih kuat ketimbang lawannya yang jadi tim kejutan di turnamen regional se-Asia Tenggara.

“Peluangnya antara 60:40 untuk Indonesia,” ujar RD.

Disebutnya, beberapa faktor menjadi keuntungan Indonesia. Yakni, pemain kunci akan berperan sangat menentukan dalam pertandingan kali ini, terutama dua sayap timnas, kiri-kanan yang diisi Oktavianus Maniani dan Muhammad Ridwan.

Kata RD, bila pemain sayap dibantu dukungan para gelandang serta pemain lain dengan cekatan, Merah Putih pasti menuai hasil sepadan. Apalagi Indonesia menjadi tuan rumah dua leg semifinal di Jakarta.

Kendati demikian, RD mengingatkan anak-anak asuh Alfred Riedl agar tetap berpijak di bumi meski hasil impresif dipetik sepanjang penyisihan grup.

“Satu lagi masalah yang harus dihindari, timnas jangan terlalu percaya diri, bermain normal akan jauh lebih memberikan hasil memuaskan daripada performa over-confidence,” tandas RD, yang muncul lagi di Kota Pempek bersama skuad asuhannya, Persija Jakarta, guna melakoni laga ujicoba kontra tuan rumah Sriwijaya FC di Stadion Jakabaring, besok.
(wei)

tiket ludes

Tiket VIP Barat dan Timur Ludes

Selasa, 14 Desember 2010 - 16:06 wib
text TEXT SIZE :  
Share
Muchamad Syuhada - Okezone
F: Antrian pembeli tiket di Gelora Bung Karno (Koran SI)
JAKARTA – Bagi para calon penonton laga semifinal AFF Cup 2010, leg pertama antara Timnas Indonesia melawan Filipina harus sedikit bersabar. Pasalnya, panitia lokal (LOC) menyatakan bahwa tiket untuk kategori VIP Barat dan Timur sudah habis terjual.

Tiket VIP Barat yang dibanderol seharga Rp350 ribu dan VIP Timur seharga Rp250 ribu, sudah dinyatakan ludes. Sementara panitia masih melepas ke pasaran tiket untuk kategori I dan kategori II serta tribun atas.

Hingga sore ini, Selasa (14/12/2010), antrian calon penonton yang hendak membeli tiket bertambah panjang. Kebanyakan dari mereka bahkan memburu tiket kelas VIP. Namun, mereka harus gigit jari karena tiket sudah habis.

“Saya datang sekitar pukul 15.00 WIB dan berencana membeli tiket VIP, tapi habis. Akhirnya saya batal dan hanya memesan tiket untuk pertandingan tanggal 19 Desember (leg kedua),” jelas salah seorang calon penonton, Alfian, yang ditemui di loket penjualan tiket di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Panitia sendiri mempunya strategi untuk menangkal pemalsuan tiket dengan hanya memberikan kuitansi pemesanan. Kuitansi itu akan ditukarkan pada hari-H sebelum pertandingan di mulai.

Kabar yang beredar di kantor sekretariat PSSI, tiket yang terjual pada Senin (13/12/2010), sudah habis 15 ribu lembar. Sementara hari ini panitia melepas sekira 27 ribu lembar. Pantia akan menutup loket penjualan tiket jam 17.00 WIB, tapi calon pembeli sendiri semakin banyak yang mengantri di depan loket.
(hmr)
Mas Achmad Santosa, Berita Gayus Bikin Geger Singapura

Gayus Halomoan Tambunan, pegawai pajak golongan IIIA yang memiliki uang Rp 25 miliar di rekeningnya telah menyerahkan diri kepada tim Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri di Singapura, Selasa (30/3).
Tim Bareskrim sudah berada di Singapura sejak Minggu (28/3) dan mengintai gerak-gerik Gayus di negara yang hanya seluas kota Jakarta itu. Tim tak bisa mela­kukan penangkapan karena bisa melanggar kedaulatan hukum Singapura.

Sebelum menyerahkan diri, Ga­yus dipergoki dua anggota Sat­gas Pemberantasan Mafia Hu­kum, Mas Achmad Santosa dan Denny Indrayana di food court di di kawasan Orchard Road.

Keduanya lalu membujuk Ga­yus kembali ke Jakarta. Me­reka berusaha meyakinkan Gayus bahwa menjalani proses hukum di tanah air merupakan pilihan terbaik. Sebab, Gayus terancam dihukum di Singapura karena mela­kukan pelanggaran doku­men keimigrasian.

Gayus diduga memalsukan identitas saat membuat paspor. Ia mengaku sebagai pegawai swas­ta, bukan pegawai negeri sipil (PNS). Ditjen Imigrasi mencabut paspor Gayus. Karena paspornya dicabut, Gayus tak bisa keluar dari Singapura. Bila masa tinggal 23 hari di Singapura berakhir, Gayus bisa dianggap sebagai pen­datang gelap (illegal migrant) karena tak punya paspor. Akhir­nya, Gayus bersedia kembali ke Indonesia.

Dua anggota Satgas lalu me­ngon­tak tim dari Bareskrim. Ga­yus pun bisa keluar dari Singa­pura menggunakan Surat Per­ja­lanan Laksana Paspor (SPLP) yang dikeluarkan pihak imigrasi Indonesia.

Berikut penuturan Mas Ach­mad Santosa mengenai proses penyerahan diri Gayus.

Apakah bisa Anda ceritakan kronologis penangkapan Gayus Tambunan di Singapura?
Saya ingin meluruskan yang kami lakukan bukan penang­kapan karena penangkapan tidak boleh dilakukan di negara orang. Yang kami lakukan adalah pen­jemputan. Karena disebut pe­nangkapan, pemberitaan Gayus telah membuat geger Singapura. Jadi tidak ada penangkapan tetapi penjemputan yang dilakukan dengan cara persuasi dan ber­koordinasi.

Bagaimana proses pen­jem­putan Gayus?
Tim Bareskrim Mabes Polri se­benarnya sudah ada sejak hari Minggu (28/3). Saya kira tim dari Polri sudah melakukan peman­tauan dan melokalisasi Gayus. Ha­nya saja Tim Bareskrim Ma­bes Polri tidak bisa melakukan penangkapan di wilayah negara Singapura. Karena jika dilakukan penangkapan sama saja Tim Ba­res­krim Polri melanggar kedau­latan negara orang.

Untuk menaklukkan Gayus, Tim Bareskrim Polri melakukan kerja sama dengan otoritas Si­nga­pura. Imigrasi Indonesia sudah mencabut paspor Gayus karena apa­ratur pajak itu telah mema­l­sukan dokumen perjalanan. Arti­nya Gayus sudah tidak memiliki dokumen perjalanan yang sah. Gayus dikategorikan sebagai ille­gal migrant.< Dengan status ilegal, tim Bareskrim Polri melihat ada peluang untuk membujuk Gayus untuk kembali ke Jakarta. Karena jika tidak mau pulang, Gayus kemungkinan akan ditangkap oto­ritas Singapura dengan hu­kuman yang berat. Daripada ditangkap, lebih baik pulang ke Jakarta melakukan pemeriksaan. Tugas Satgaslah membujuk Gayus, bahwa pilihan pulang ke Jakarta adalah pilihan terbaik. Ketika bertemu Gayus, kami melakukan dialog yang cukup pan­jang. Gayus pun sempat kon­sultasi dengan istrinya. Pada saat itu juga Gayus memutuskan untuk kembali ke Jakarta.

Dimana Anda menemui Ga­yus. Apakah benar bertemu Gayus tidak sengaja di food court?
Malam itu, saya bersama Den­ny Indrayana sedang keluar men­cari topi untuk Denny agar dia tidak terlalu dikenali orang ka­rena di Singapura banyak yang kenal dengan Denny. Nyamar sedikitlah.

Berakhir, Demo di Jalan Pemuda Sisakan Kemacetan

Ilustrasi macet (Foto: Ist)
JAKARTA - Aksi unjuk rasa yang digelar massa di atas fly over Pemuda akhirnya bubar. Meski demikian kemacetan pascaunjuk rasa tersebut masih tetap mengular.

Pantauan di lapangan aksi unjuk rasa yang digelar pukul 15.00 WIB, berakhir sekira pukul 17.00 WIB, Selasa (14/12/2010). Walaupun aksi sudah berakhir, tetapi kemacetan di jalan tersebut masih tetap terjadi.

Beberapa petugas lalu lintas masih disiagakan di lokasi terlihat sibuk mengatur kepadatan yang memasuki jam sibuk pulang kantor. Pasalnya jalan yang menghubungkan Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara padat merayap.

Menanggapi aksi unjuk rasa tersebut, Kapolsek Pulo Gadung Kompol Dani Hamdani mengatakan warga mau membubarkan diri setelah melalui proses persuasif.

“Masalah ini akan diselesaikan kepada pihak yang terlibat langsung yakni lembaga terkait (Dinas Pekerjaan Umum),” ujarnya di lokasi unjuk rasa.

Menurutnya, sekira 50 personel baik dari Polsek Pulo Gadung maupun Polres Jakarta Timur sempat diterjunkan untuk mengatasi demo tersebut. Petugas nyaris membubarkan paksa aksi tersebut karena tidak memiliki izin dan mengganggu masyarakat umum.

Warga yang mengaku sebagai ahli waris saat ini mulai membubarkan diri seusai membentangkan poster yang berisikan “Penyelesaian masalah dengan Dinas PU agar segera diselesaikan”.

Ahli waris atas nama Koepas Dinrosidi mengakui lahan ribuan meter persegi di mana Fly Over berdiri tersertifikasi Koepas Dinrosidi. Mereka menuntut pihak Dinas PU DKI Jakarta untuk menyelesaikan urusan ini segera. Apabila tidak mereka akan kembali melakukan aksi serupa. (mbm)(Isfari Hikmat/Koran SI/kem)